Sabtu, 26 Oktober 2013

Penyusunan materi sosialisasi Perlindungan Anak bagi KPAD/KPAK


Dari refleksi kami bahwa fokus kerja KPAD adalah pencegahan. Karena untuk penanganan kasus sudah menjadi kewenangan pihak pemerintah dan itu membutuhkan biaya besar, sehingga bagaimana upaya pencegahan bisa dimaksimalkan. Selama 2 hari ini akan mendampingi teman-teman KPAD dalam rangka upaya-upaya pencegahan sehingga KPAD mempunyai bahan bacaan (referensi) yang bisa digunakan untuk pencegahan.  Paling tidak sebagai tambahan materi ketika KPAD melakukan sosialisasi kepada masyarakat tentang perlindungan anak. Demikian penuturan Suranto CPO Plan Indonesia PU Kebumen saat membuka acara Workshop penyusunan materi sosialisasi Perlindungan Anak bagi KPAD/KPAK di Hotel Candisari Karangnyar Kebumen pada hari Sabtu-Ahad, 12-13 Oktober 2013.
Acara yang diikuti oleh 30 orang perwakilan dari pengurus KPAD yang ada di Kabupaten Kebumen dengan Fasilitator Odi Shalahudin Direktur Eksekutif Yayasan Samin Jogjakarta itu membahas draf panduan sosialisasi perlindungan anak.
Diawal worshop Odi Shalahuddin mengatakan bahwa, selama ini KPAD memang sudah sering melakukan sosialisasi, tetapi materinya masih sangat monoton, yakni seputar tentang Undang-Undang Perlindungan Anak dan Konvensi Hak Anak (KHA). Padahal inti /ruh sosialisasi itu mengandung pendidikan bagi masyarakat.
Sebagai bahan rumusan awal Odi Shalahuddin mengajak peserta untuk berdiskusi tentang keluhan orangtua terhadap anak-anaknya dan permasalahan anak menurut orang dewasa. Dari hasil diskusi peserta dapat dihasilkan beberapa rumusan sebagai berikut:
Keluhan orang tua terhadap anak ?
1.              Anak sering memaksakan kehendak sendiri, tidak melihat kemampuan orang tua
2.              Anak-anak lebih banyak main HPdan play station daripada belajar
3.             Bermain tidak kenal waktu
4.             Tidak mau mengaji
5.             Anak susah disuruh membantu orang tua
6.             Anak susah untuk dinasehati, cenderung berani kepada orang tua
7.             Anak naik sepeda motor kebut-kebutan ( balapan liar )
8.             Banyak anak merokok, miras.
9.             Banyak anak pacaran
10.          Banyak anak mbolos sekolah
11.           Anak jajan sembarangan
12.           Anak kurang menghormati terhadap orang tua
13.          Bebasnya akses sosial media.
14.          Banyaknya main PS dan game online.
15.          Terlalu minimnya jam pelajaran pendidikan agama dan pendidikan moral di sekolah
16.          Belum adanya peraturan jam wajib belajar di desa.
17.          Kurang tegasnya pelaksanaan tata tertib sekolah.
18.          Permintaan uang saku yang berlebihan
19.          Banyaknya dan bebasnya penjual napza.
20.         Susah diarahkan
21.           Pulang sekolah tidak langsung kerumah
22.          Tidak mau membantu orang tua
23.          Suka melawan
24.         Suka berbohong
25.          Pendiam
26.         Kurang tatakrama/sopan santun
27.          Suka mengancam

Masalah –masalah yang sering diungkapkan secara umum, orang tua terhadap anak antara lain:
1.              Malas belajar, mengaji dan muncul perkelahian anak
2.              Anak tidak disiplin
3.             Banyak terjadi kecelakaan lalulintas pada usia anak
4.             Anak putus sekolah, pemalakan antar anak dan kecanduan minuman
5.             Hamil di usia anak, menderita HIV AID
6.             Terjadi gizi buruk
7.             Kenakalan usia anak
8.             Pelecehan seksual,pernikahan anak, pemerkosaan.
9.             penyalahgunaan uang saku.
10.          usia anak sudah melanggar asusila (pacaran bebaz atau berlebih.)
11.           anak banyak menonton TV di jam yang harusnya buat belajar
12.           anak sering membolos.
13.          banyaknya anak merokok dan miras, Penyalahgunaan teknologi
14.          Usia sekolah menggunakan napza
15.          Track liar Pemalakan Pencurian Perkelahian
16.          Menikah usia anak
17.          Mudah terpengaruh gaya hidup mewah

Ketika bicara perlindungan anak, situasi yang seperti apa yang menunjukkan bahwa di desa sudah tidak ada lagi kekerasan anak?
Ada beberapa alternatif dan pendapat peserta bahwa sudah tidak ada kekerasan anak di desa jika:
1.       Kesadaran tentang anti kekerasan
2.       Kesejahteraan meningkat
3.      Penegakkan hukum yang adil
4.      Keimanan dan ketaqwaan meningkat
5.      Memahami tumbuhkembang anak
6.      Keluarga harmonis
7.      Taat pada aturan yang ada
8.      Komunikasi terbuka
Waktu 2 hari ternyata jauh dari cukup untuk menyusun bahan sosialisasi KPAD. Untuk kelanjutan penyusunan draf dan sistematikanya dibentuk relawan tim penyusun sejumlah 7 orang yang bertugas merumuskan lebih lanjut tentang bahan bacaan sosialisasi Perlindungan Anak bagi KPAD/KPAK. Diakhir warkshop peserta sepakat memilih Mardiadi, Suparlan, Haminah, Nurul Amin, Pujirah, Subur, Diyo Daryono sebagai tim perumus.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar