Minggu, 20 April 2014

Kisah Inspiratif: Relawan Pembela Hak Anak


Relawan atau sering juga disebut dengan volunteer adalah istilah yang tidak asing lagi bagi kita. Mereka memberikan sumbangan tenaga, pikiran, pengetahuan dan keahliannya, bahkan material kepada pihak lain yang membutuhkan untuk mencapai sebuah tujuan. Volunteer itu sendiri dari kata, Voluntas, yang berarti kehendak tanpa pamrih. Yang kemudian berkembang menjadi Volunteer yang berarti Kesukarelawanan.
Maka menjadi relawan merupakan salah satu cara untuk menyalurkan kecenderungan individu kepada kebaikan melalui aksi nyata yang memberikan manfaat bagi pihak lain. Dalam lingkup organisasi berbasis masyarakat  dengan berbagai bidang perhatian atau fokus isu yang digelutinya, kerja kerelawanan tidaklah asing. Kebanyakan dari mereka bekerja karena keyakinan atau idealisme tertentu, dan bukan karena kepentingan finansial semata. Semakin disadari bahwa kerja-kerja CBO  ( Organisasi Berbasis Masyarakat ) untuk mendorong  perubahan sosial ke arah Demokratis,  Akuntabel, Transparan, dan Partisipati haruslah mampu  melibatkan banyak orang. Dan lebih besar lagi bahwa  relawan dapat menghantarkan kita terhadap capaian misi dan visi lembaga.  Keikhlasan dalam menjalankan tugas yang didasari pada sebuah keyakinan terhadap cita-cita perubahan menjadi kunci pembangkit dan penjaga semangat seorang relawan. 

Di  Desa Logandu Kecamatan Karanggayam, Kabupaten Kebumen, Provinsi Jawa Tengah, desa dengan luas wilayah 726.415 hektar, jumlah penduduk 4.667 jiwa, kategori wilayah pegunungan dan masuk kategori desa miskin. Dibuktikan Desa Logandu termasuk desa IDT dan masuk desa garis merah (dibawah garis kemiskinan).
 Dimana Sosok volunteer yang bernama Mardiadi anak seorang petani di lahirkan. ia hanya bisa menamatkan sampai SLTP (itupun SLTP swasta), hal itu disebabkan karena kondisi ekonomi keluarga yang hanya buruh tani dan jauhnya lokasi sekolah SLTA (di Kebumen, Karanganyar, Gombong)  dengan jarak terdekat 16 km. itupun harus berjalan kaki dulu ke tempat angkutan umum (di Desa Kalireja) dengan jarak 10 km. Dia menyadari keterbatasan kondisi keluarga namun tidak membuat patah semangat tetap berusaha untuk belajar dan akhirnya  meneruskan pendidikan non formal tentang ilmu agama Islam di Pondok pesantren Tanbihul Ghofilin Banjarnegara.

Setelah lulus dari pondok pesantren Mardiadi kembali Tahun 1994 ketika usianya 20 tahun,  Melihat kondisi desa dan masyarakat yang semacam itu terbersit dalam benak  “kalau kondisi masyarakatnya tidak dirubah, sumber daya manusianya seperti ini terus maka Desa Logandu akan selamanya seperti ini, dan kalau bukan warga Logandu sendiri siapa yang akan merubahnya”.

Tahun 2000 adalah awal Mardiadi mulai mengabdikan diri secara resmi bergabung artinya Mardiadi mulai terjun ke masyarakat desa, dalam  program PPK (Program Pengembangan Kecamatan) dengan menjadi FD PPK (Fasilitator Desa). Melalui FD lebih sering bertemu dengan masyarakat sehingga lebih terbuka ruang untuk saling bertukar pengalaman dan menjaring beberapa keluhan dan masalah yang dialami oleh masyarakat. Bagaimana kondisi masyarakatnya? Apa yang mereka rasakan? Apa yang diharapkan? Apa kendala yang mereka hadapi? Mulai terungkap.

Akhir tahun 2004 desa Logandu menjadi desa dampingan salah satu  INGO  yang ada di Kebumen, yakni Plan Internasional Program Unit Kebumen, menjadi sebuah pengharapan dan semangat baru untuk terwujudnya kondisi masyarakat Desa Logandu lebih baik. Mardiadi bersyukur termasuk salah satu yang mendapat kepercayaan dari desa untuk menjadi voulenteer (sukarelawan desa). Selain itu,  Mardiadi juga menjadi salah satu keluarga binaan Plan Internasional melalui anaknya SC atas nama MAHFUDZ M. SIDIQ, No SC 5541, SP  Dr Miles – Aus- 164044.
Pada awalnya beberapa kegiatan lebih fokus pada profil lembaga Plan itu sendiri, mulai dari apa itu Plan, visi dan misi, prinsip kerja dan komitmen Plan dalam melakukan pemberdayaan masyarakat yang berpusat pada anak dll.  Bergabung dengan Plan banyak hal baru didapatkan terkait dengan pemberdayaan masyarakat.  Berbagai pelatihan yang difasilitasi Plan semakin menambah pengalaman, wawasan dan memotivasi untuk meningkatkan kapasitas Mardiadi sebagai modal dalam  membangun kepedulian terhadap sesama khususnya di desa Logandu dan Kabupaten Kebumen umumnya. 
Kata Mardiadi : Ada satu hal yang selalu teringat sampai sekarang saat pertama mengikuti pelatihan, sebuah filosofi dan petuah dari Bp. Amrullah saat itu. Beliau berkata “saudara bisa berangkat kesini berarti saudara mendapatkan kepercayaan dari tokoh masyarakat bahkan dari masyarakatnya. Untuk mendapatkan kepercayaan itu sangat sulit dan sangat mahal harganya, dan jauh lebih mahal dan sulit lagi menjaga kepercayaan itu”. Sebuah petuah yang “menantang” sekaligus memotivasi diri untuk bisa mewujudkan apa yang diamanahkan masyarakat.

Seringnya mengikuti pelatihan, diskusi dan jejaring  memotivasinya untuk belajar dan belajar  meraih ke jenjang lebih lanjut,  bahwa pendidikan itu sangat penting maka pada tahun 2006,  Mardiadi  melanjutkan pendidikan non formal / kejar paket C setara dengan SMA. Seiring dengan berjalanya waktu  proses kapasitasi terus berjalan setelah selesai atau lulus mengikuti kejar paket C,  Mardiadi meskipun  sudah berumur 32 tidak malu untuk  melanjutkan kuliah di STAINU Kebumen pada tahun 2008. Beliau sangat menyadari bahwa Plan telah banyak merubah diri Mardiadi,  Pola pikir, komitmen dalam pemberdayaan masyarakat yang berpusat pada anak.

Pengabdian dan Komitmen Mardiadi menjadi sosok volunteer atau relawan di Desa Logandu tidak dipertanyakan lagi  di buktikan dalam kegiatan kegiatan masyarakat dan kelembagaan masyarakat,  beliau mengabdikan  tenaga, pikiran, pengetahuan dan keahliannya, bahkan material bagi  Desa Logandu. Kapasitasi terus dilakukan baik secara formal maupun non formal dalam Pengembangan masyarakat sipil, menurutnya bahwa dengan memahami aturanlah masyarakat akan memahami hak haknya dan kewajibannya sebagai warga negara.

Selain itu juga dalam melakukan pembinaan hal keimanan warga Desa Logandu Mardiadi juga dikenal sebagai Ustadz. Karena itulah  Mardiadi begitu dekat dan disegani di dalam kehidupan masyarakat desa Logandu tidak hanya orang tua bahkan dengan anak anakpun beliau child friendly terbukti anak anak sangat akrab sampai anak anak memangil Babeh.
Banyak hal yang sudah dirintis dan diinisiasi program yang dilakukan diantaranya yakni : 

Ketika mejadi dampingan Plan, aktif dalam KPD Kader Pembangunan Desa Logandu adalah sekelompok relawan yang fokus menjembatani Komunikasi antara SP dengan warga dampingan dan pemerintah desa yang bekerja sama dengan Plan sebagai kewajiban dan tanggung jawab sebagai KPD. Dan beliau sebagai koordinator desa.

Tahun 2006-2010 memfasilitasi  pengurusan akte kelahiran secara masal bekerjasama dengan pemerintah desa dengan sosialisasi dan menjembatani kepengurusanya dengan koordinasi dengan instansi terkait Dispendukcapil, Kecamatan setempat, yakni
a.  Pemerintah desa, supaya memberikan  pelayanan yang mudah dan menggratiskan dalam pengurusan persyaratan dasar (Surat pengantar, dan rekomendasi).
b.     Melakukan advokasi ke Camat Karanggayam, supaya memberikan kemudahan dan memberikan pelayanan prima.

Tahun 2007 merintis berdirinya KPAD Komunitas Pemerhati Anak Desa yang di dalamnya terdiri dari multi stake holder desa sekaligus sebagai media perjuangan mewujudkan kepedulian terhadap pemenuhan hak-hak anak seperti yang diamanatkan dalam Konvensi Hak Anak dan Undang-Undang Nomor 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak sampai sekarang masih aktif. Bahkan sudah mendapatkan SK ( Surat Keputusan Kepala Desa ) NOMOR  02 / I / KEP / 2011 dengan nama “ KPAD CHILD AL HABIB “  sebagai wujud tanggung jawab pemerintah desa untuk memberikan legalitas KPAD dalam menjalankan tugas dan kewajibanya dalam rangka upaya  pemenuhan hak hak anak di Desa Logandu.

Pada tahun yang sama Mardiadi melalui KPAD, mulai melakukan pembenahan di kelompok / organisasi  anak meski sudah berjalan. Dan oleh anak anak  menamakan kelompoknya “ CHILD AL HABIB “ menurut mereka artinya adalah Anak yang baik.  Sebagai tauladan dan kesungguhan  komitmen Mardiadi tidak hanya tenaga dan pikiran serta pengetahuanya untuk anak anak tetapi juga mewakafkan  tanahnya  untuk membangun “ Sanggar Anak Child Al Habib “ dalam melakukan kegiatan. Dan  atas lobbinya Organisasi anak   mendapatkan SK Surat Keputusan Kepala Desa NOMOR  03 / I / KEP / 2011 dengan nama “ KA CHILD AL HABIB “     SK pada tahun 2011 tetapi secara defacto mendapatkan alokasi dana dari ADD ( Alokasi Dana Desa ) sejak tahun 2008.
Di mana dalam salah satu program kelompok anak yaitu Majalah anak “ D’Star “ Mardiadi menjadi kolumnis di rubrik PEBE atau Pesan Babeh, menjadi tempat memberikan pembinaan rohani dan karakter anak sekaligus tempat curhat anak anak mencari solusi seputar permasalahan remaja baik melalui majalah maupun SMS. Maka anak anak dengan panggilan akrabnya di panggil BABEH Mar……

Organisasi anak di dalamnya juga membentuk PIK – KRR ( Pusat Informasi dan Komunikasi Kesehatan Reproduksi Remaja ) include dalam organisasi anak sudah mendapatkan SK Kepala Desa dan mendapatkan alokasi dan pemerintah kabupaten dari BPPKB ( Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana ). PIK – KRR Child Al Habib mendapat juara 1 (pertama) di tingkat Kabupaten Kebumen dan menjadi wakil di tingkat propinsi Jawa Tengah maju lomba PIK – KRR dan mendapatkan juara harapan 2.

Sebagai dukungan secara riil dalam upaya pemenuhan pelayanan prima Pemerintah Desa desa Logandu  menuju Tata kelola pemerintahan yang baik,  Akuntabel, Transparan , dan Partisipatif menjadi indikator pemerintahan yang demokratis, Mardiadi juga memfasilitasi perangkat desa untuk meningkatkan kapasitas dan pengetahuanya dalam menjalankan tugas keseharianya. Dalam MUSRENBANGDES RPJMDES 2011 – 2015 melalui Buku panduan P2DP Perencanaan Pembangunan Desa Partisipatif berpihak pada Anak, Perempuan, dan warga Miskin memfasilitasi Tim POKJA dalam melakukan tahapan Musrenbangdes , Musyawarah di tiap dusun, Musyawarah kelompok anak secara sektoral sebagai langkah riil mengakomodir suara anak untuk terlibat dalam proses pembangunan desa Logandu.    Bahkan secara sukarela membantu desa yang lain ketika dibutuhkan.

Aktif di LMDH Lembaga Masyarakat dan Hutan di bawah naungan PERHUTANI dengan tujuan karena masyarakat desa Logandu di tengah hutan milik perhutani dengan harapan masyarakat dapat manfaat yang saling menguntungkan dengan pihak perhutani dan dapat menginisisasi program LMDH meanstriming child right. Komitmen dan kesungguhan beliau melalui program programnya LMDH RIMBA SEJAHTERA menjadi pilot proyek di karesidenan Kedu dan  Banyumas dan pada saat lomba ASAH TERAMPIL DAN SARESEHAN UDARA  di Purwakerta LMDH Rimba Sejahtera di tingkat Karesidenan Kedu Banyumas, Mardiadi dan bersama 2 Vollunteer yang lain mendapatkan Juara 1 pertama.
Mardiadi juga bergabung dengan NGO lokal di Kebumen FORMASI ( Forum Masyarakat Sipil ) lembaga swadaya masyarakat yang sangat penting keberadaanya dalam proses perubahan di Kabupaten Kebumen bahkan sudah level nasional. Mardiadi mendapatkan kepercayaan dari LSM Formasi  untuk memfasilitasi SKPD terkait, tentang  Tatakelola pemerintahan yang baik di JAILOLO,  HALMAHERA BARAT.

Sedikit cerita tentang kerelawanan dari lereng Gunung Menyan, Karanggayam, Kabupaten Kebumen dari sosok manusia yang bernama Mardiadi  Tidak tanpa dasar jika saya katakan para relawan adalah orang-orang hebat, dari kualitas, konsistensi, dan komitmen dalam perjalanan selanjutnya ……………..

Dan  waktu terus berjalan seiring proses perubahan yang slalu  kita lakukan. “khoirunnas anfa’uhum linnas” “sebaik-baiknya manusia adalah yang bisa bermanfaat bagi sesama”, itulah prinsip hidup yang tertanam pada diri pada Mardiadi dan ditanamkan pada anak-anak.
Saya ingin katakan dengan sepenuh hati bahwa dia  adalah orang hebat dan juga dukungan keluarga yang luarbiasa. Sungguh beruntung jika di negara ini banyak bermunculan orang-orang yang dengan kepeduliannya mau ikut pro aktif dalam pembangunan sumber daya manusia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar