MEMBANGUN KOMITMEN AWAL
Manusia adalah makhluk sosial.
Di tengah perkembangan jaman yang mengarahkan kepada manusia menjadi
individualis, tetap ada sisi-sisi kepedulian terhadap orang lain. Hal inilah
yang harus dibangkitkan, jangan sampai ditenggelamkan.
Sebagai manusia dewasa, kita telah mengalami masa anak-anak. Perasaan suka,
duka, kecemasan atau ketakutan, dan kebahagiaan, silih berganti hadir yang
tercipta tergantung situasi yang dihadapi. Seharusnya, lebih mudah bagi kita
untuk memahami dunia anak-anak, dibandingkan anak-anak dipaksa untuk memahami
dunia orang dewasa yang belum pernah mereka alami. Bukankah demikian?
Nah, bila anda memiliki keprihatinan dan kepedulian serta memiliki
mimpi-mimpi indah bagi kehidupan anak-anak, segeralah dimulai. Mari wujudkan!
Tapi tunggu dulu. Kita tahu, bahwa kita memiliki keterbatasan. Suatu
persoalan sosial, tidak bisa diatasi oleh seseorang atau satu pihak tertentu
saja. Dibutuhkan keterlibatan berbagai pihak untuk bersama-sama menggagas dan
bekerja sama untuk mewujudkan penyelesaian dan perubahan yang diharapkan.
Maka, sebagai penggerak, langkah pertama adalah mendaftar sosok atau pihak-pihak di sekitar kita yang dinilai
dapat memberikan kontribusi bagi perlindungan anak. Sosok atau pihak
tersebut diantaranya adalah tokoh-tokoh masyarakat, tokoh agama, aparat
pemerintah desa, dan pemimpin dari berbagai organisasi yang ada. Jangan lupa,
(kelompok) anak-anak juga didaftar, sebab merekalah subyek utama perlindungan
anak.
Sampaikan gagasan anda
kepada pihak-pihak tersebut dalam dialog-dialog informal baik secara personal
ataupun dalam kelompok kecil melalui kunjungan ke rumah-rumah atau dalam
berbagai kesempatan.
Reaksi atau tanggapan setiap orang pasti berbeda-beda. Ada pihak yang
langsung menerima dan menyatakan kesediaan mendukung dan siap terlibat, ada
pihak yang sikapnya datar-datar saja menanggapinya, atau barangkali dapat
terjadi ada pihak yang mencurigai niat
atau gagasan anda. Jangan patah arang, tetaplah dicoba untuk mengajak dialog
dan meyakinkan pentingnya upaya perlindungan anak di desa ini.
Setelah kurang lebih
setengah bulan, baru pemerintah desa ini merespon pentingnya Kelompok
Perlindungan Anak di tingkat desa. Setelah ada respon dari pemerintah dan
termasuk kebetulan saya juga di pemerintah desa, terus kita sama-sama
bermusyawarah antar elemen masyarakat baik toga, tomas, pemdes atau unsur pendidik,
unsur anak, itu kita libatkan semua. (Nurul Amin, Ketua KPAD Balingasal)
Dukungan dari pemerintah desa dan tokoh-tokoh kunci merupakan hal penting.
Apabila dukungan berhasil di dapatkan, maka persiapkan sekelompok orang untuk
bersama-sama menggali data dan informasi guna mengetahui situasi dan kondisi
anak-anak di desa. Hasil dari penggalian data dan informasi akan bermanfaat
sebagai bahan untuk menggalang dukungan dari masyarakat, menjadi bahan untuk
merumuskan perencanaan, dan juga sebagai dokumen desa mengenai situasi hak anak
sebagai pijakan untuk mengembangkan kebijakan dan program anak..
MEMAHAMI MASALAH ANAK DI
SEKITAR KITA
Bila dinilai sudah
banyak pihak yang memberikan perhatian terhadap anak, ajaklah mereka untuk
melakukan sesuatu yang bermakna. Dimulai dengan mengenali secara mendalam
masalah-masalah anak yang ada di lingkungan sekitar, mengungkap sistem dan
mekanisme penyelesaian masalah yang biasanya berlangsung di masyarakat, dan
mengenali lembaga-lembaga rujukan yang bekerja di tingkat kecamatan dan atau
kabupaten. Kegiatan ini dapat dikatakan sebagai proses penelitian yang disebut
analisa situasi hak anak tentang perlindungan anak (ASHA PA).
Disarankan kegiatan ini mendapatkan dukungan atau dijadikan sebagai
kegiatan pemerintah desa. Buatlah suatu
tim yang beranggotakan, diantaranya unsur pemerintah desa, organisasi
masyarakat, tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh muda dan juga (kelompok)
anak-anak dengan mempertimbangkan pula persebaran tempat tinggal anggota tim..
Secara sederhana, informasi bisa didapatkan melalui serangkaian kelompok
diskusi terarah dengan berbagai kelompok masyarakat dan kelompok anak dengan
menggunakan pertemuan-pertemuan yang biasa berlangsung dalam setiap kelompok
masyarakat. Serangkaian wawancara untuk menggali informasi dan mengungkap
pandangan masyarakat juga bisa dilakukan melalui dialog-dialog yang berlangsung
informal dalam kunjuungan ke rumah-rumah atau di ruang pertemuan lain.
Hasil-hasil yang diperoleh akan dianalisa bersama oleh tim dan disampaikan
kembali kepada masyarakat untuk mendapatkan tanggapan, sehingga laporan dapat
disempurnakan.
MEMBANGUN KOMITMEN BERSAMA
Sebarluaskan hasil ASHA PA ke segenap masyarakat. Pemaparan hasil
menggunakan media yang disesuaikan dengan situasi dari kelompok-kelompok yang
mendapat diseminasi. Intinya agar masyarakat dapat mudah menangkap dan memahami
isi laporan tersebut.
Perlindungan Anak, tidak akan tercapai tanpa adanya keterlibatan bersama
segenap anggota masyarakat, termasuk dari (kelompok) anak-anak itu sendiri.
Penyebarluasan hasil ASHA PA, digunakan sekaligus untuk menarik perhatian dan
kepedulian masyarakat luas terhadap masalah-masalah anak-anak.
Pembahasan yang berlangsung dari serangkaian pertemuan di masing-masing
kelompok, digunakan pula untuk mendorong keterlibatan mereka dalam perencanaan
dan kerja-kerja perlindungan anak.
Langkah berikutnya adalah mempertemukan berbagai komponen ke dalam suatu
pertemuan guna menindaklanjuti hasil ASHA PA, yakni mengembangkan rencana untuk
merespon masalah yang ada dan mengembangkan kegiatan-kegiatan untuk
peningkatakan kapasitas anak. Pelaksanaan menggunakan wadah atau institusi
untuk perlindungan anak, yakni KPAD.
Barangkali, pertemuan tidak cukup dilakukan sekali dan harus melalui
serangkaian pertemuan sehingga dicapai kesepakatan untuk membentuk KPAD.
Pada saat deklarasi KPAD,
kami menyediakan banner tempat penandatanganan komitmen bersama yang melibatkan
tujuh (7) perwakilan, yakni perwakilan DPRD Kabupaten, Camat Karanggayam,
Kepala Desa Giritirto, pendidik, tokoh masyarakat, Plan Indonesia, dan kelompok
anak. (KPAD Giritirto)
KPAD dapat dikatakan sebagai salah satu organisasi sosial yang bersifat
non-profit atau bukan suatu badan usaha untuk mendapatkan keuntungan. Dengan
demikian anggota dan pengurus bukan merupakan pekerja yang mendapatkan imbalan
materi. Keterlibatan bersifat sukarela, sebagai sebagai perwujudan pelaksanaan tanggung
jawab terutama dalam rangka perlindungan anak.
Saya sebetulnya berangkat
karena terbiasa dengan anak-anak sebelum ada kelompok anak. Dulu itu saya kayak full, karena pagi
sekolah, sore sampai malam juga dengan anak-anak. Kemudian berangkat dari
keprihatinan, meskipun waktu itu kita belum melihat pada yang namanya
pelanggaran hak anak, maupun kita belum melihat tentang perlindungan, tetapi
kalau saya lebih melihat bagaimana ke depan kondisi lingkungan kita. kita
melihatnya dari sisi kemajuan sebuah wilayah, yang itu harus diawali dari usia
anak-anak, bagaimana nanti anak-anak ini ke depan benar-benar menjadi generasi
yang bisa merubah wajah Logandu di masa yang akan datang. (Mardiadi, KPAD Desa Logandu)
MERANCANG ORGANISASI KPAD
KPAD, atau apapun nama institusi yang (akan) dibentuk untuk memberikan
perlindungan anak di tingkat basis, merupakan wadah atau media bagi
berlangsungnya kerja sama berbagai elemen di dalam masyarakat yang terdiri dari
unsur pemerintah desa, organisasi-organisasi masyarakat (seperti PKK, Gapoktan,
dan sebagainya), tokoh-tokoh masyarakat, tokoh-tokoh adat, tokoh-tokoh agama dan kelompok/forum anak.
Perwakilan dapat disesuaikan berdasarkan situasi dan kondisi di desanya
masing-masing. Adanya KPAD merupakan perwujudan dari upaya nyata untuk
mengembangkan Perlindungan Anak Berbasis Masyarakat (PABM).
Membentuk KPAD artinya kita akan membentuk sebuah organisasi. Maka
langkah-langkah yang dilakukan sesuai dengan tahapan pembentukan organisasi
pada umumnya, yakni.
·
Merumuskan
dan Menetapkan visi dan misi
·
Merumuskan
prinsip-prinsip dasar organisasi
·
Merumuskan
tujuan dan strategi
·
Menyusun
rencana kerja
·
Mengembangkan
struktur organisasi
·
Merumuskan
Kebijakan Perlindungan Anak
Pengalaman pembentukan KPAD di Kebumen ada dua cara yang digunakan, yakni
menyelenggarakan:
a. Lokalatih dengan melibatkan perwakilan
dari masing-masing desa untuk menyusun dan merumuskan rancangan organisasi,
b. Lokalatih tentang pemahaman dasar
organisasi namun penyusunan dan perumusan dilakukan melalui proses intensif di
masing-masing desa yang hasilnya dikonsultasikan ke masyarakat. Perumusan
rancangan organisasi ini, disebut sebagai dokumen kerja KPAD.
Merumuskan visi dan misi
Apa mimpi kita tentang kehidupan anak-anak yang lebih baik atau dianggap
ideal untuk dinikmati oleh anak-anak? Diskusikan mimpi-mimpi itu, dan rumuskan
menjadi satu pernyataan kehidupan idela yang hendak dicapai, terutama bagi
kepentingan anak-anak. Rumusan pernyataan inilah yang disebut sebagai visi.
Berikut adalah
contoh perumusan visi:
- Terwujudnya peningkatan kapasitas dan kesadaran masyarakat dalam rangka terwujudnya hak-hak anak (KPAD Karang Sambung)
- Terwujudnya desa yang aman bagi Anak (KPAD Wonotirto)
Bagaimana untuk mencapai visi? Diperlukan langkah-langkah strategis untuk
mewujudkan visi tersebut yang disebut sebagai misi. Jadi, rumusan visi
menunjukkan keadaan ideal yang hendak dicapai di masa depan. Sedangkan misi
adalah langkah-langkah untuk mewujudkan tercapainya visi.
Misi KPAD Karang Sambung:
·
Meningkatnya
kapasitas KPAD
·
Meingkatnya kesadaran masyarakat
·
Pendampingan
anak dalam memperoleh hak-haknya
Misi KPAD
Wonotirto
·
Memenuhi
hak anak
·
Meningkatkan
kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM) masyarakat
Merumuskan prinsip dasar atau nilai-nilai dalam organisasi
Prinsip dasar atau
nilai-nilai merupakan hal yang menjadi landasan kerja. Prinsip dasar hak anak
dapat digunakan dengan ditambahkan beberapa prinsip yang dinilai penting oleh
pengurus dan anggota KPAD.
Merumuskan tujuan dan strategi
Tujuan adalah
sesuatu yang hendak dicapai dengan target waktu tertentu dan strategi adalah
komponen kegiatan utama yang dinilai bisa mempercepat proses pencapaian tujuan.
Menyusun rencana kerja (Program)
Rencana kerja dikembangkan berdasarkan
hasil Analisa Situasi Hak Anak (ASHA) tentang perlindungan anak untuk merespon
terutama masalah-masalah anak yang menonjol yang dijadikan prioritas untuk
ditangani oleh KPAD.
Mengembangkan struktur organisasi
*) bersambung "Bagaimana menjaga keberlangsungan KPAD"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar