Relawan atau
sering juga disebut dengan volunteer
adalah istilah yang tidak asing lagi bagi kita. Mereka memberikan sumbangan
tenaga, pikiran, pengetahuan dan keahliannya, bahkan material kepada pihak lain
yang membutuhkan untuk mencapai sebuah tujuan. Volunteer itu sendiri dari kata,
Voluntas,
yang berarti kehendak
tanpa pamrih. Yang kemudian berkembang menjadi Volunteer yang berarti
Kesukarelawanan.
Maka menjadi relawan merupakan salah
satu cara untuk menyalurkan kecenderungan individu kepada kebaikan melalui aksi
nyata yang memberikan manfaat bagi pihak lain. Dalam lingkup organisasi
berbasis masyarakat dengan berbagai
bidang perhatian atau fokus isu yang digelutinya, kerja kerelawanan tidaklah
asing. Kebanyakan dari mereka bekerja karena keyakinan atau idealisme tertentu,
dan bukan karena kepentingan finansial semata. Semakin disadari bahwa
kerja-kerja CBO ( Organisasi Berbasis
Masyarakat ) untuk mendorong perubahan
sosial ke arah Demokratis, Akuntabel,
Transparan, dan Partisipati haruslah mampu
melibatkan banyak orang. Dan lebih besar lagi bahwa relawan dapat menghantarkan kita terhadap
capaian misi dan visi lembaga.
Keikhlasan dalam menjalankan tugas yang didasari pada sebuah keyakinan
terhadap cita-cita perubahan menjadi kunci pembangkit dan penjaga semangat
seorang relawan.
Di Desa Logandu Kecamatan Karanggayam, Kabupaten
Kebumen, Provinsi Jawa Tengah, desa dengan luas
wilayah 726.415 hektar,
jumlah penduduk 4.667
jiwa, kategori wilayah pegunungan dan masuk kategori desa miskin. Dibuktikan Desa Logandu termasuk desa
IDT dan masuk desa garis merah (dibawah garis kemiskinan).
Dimana Sosok volunteer yang bernama
Mardiadi anak seorang petani di lahirkan. ia hanya bisa menamatkan sampai SLTP
(itupun SLTP swasta), hal itu disebabkan karena kondisi ekonomi keluarga yang
hanya buruh tani dan jauhnya lokasi sekolah SLTA (di Kebumen, Karanganyar,
Gombong) dengan jarak terdekat 16 km.
itupun harus berjalan kaki dulu ke tempat angkutan umum (di Desa Kalireja)
dengan jarak 10 km. Dia
menyadari keterbatasan kondisi keluarga namun tidak membuat patah semangat
tetap berusaha untuk belajar dan akhirnya
meneruskan pendidikan non formal tentang ilmu agama Islam di Pondok
pesantren Tanbihul Ghofilin Banjarnegara.
Setelah lulus
dari pondok pesantren Mardiadi kembali Tahun 1994 ketika usianya 20 tahun, Melihat kondisi desa dan masyarakat yang
semacam itu terbersit dalam benak “kalau
kondisi masyarakatnya tidak dirubah, sumber daya manusianya seperti ini terus
maka Desa Logandu akan selamanya
seperti ini, dan kalau bukan warga Logandu sendiri siapa yang akan merubahnya”.
Tahun 2000
adalah awal Mardiadi mulai mengabdikan diri secara resmi bergabung artinya Mardiadi
mulai terjun ke masyarakat desa, dalam
program PPK (Program Pengembangan Kecamatan) dengan menjadi FD PPK
(Fasilitator Desa). Melalui FD lebih sering bertemu dengan masyarakat sehingga
lebih terbuka ruang untuk saling bertukar pengalaman dan menjaring beberapa
keluhan dan masalah yang dialami oleh masyarakat. Bagaimana kondisi
masyarakatnya? Apa yang mereka rasakan? Apa yang diharapkan? Apa kendala yang
mereka hadapi? Mulai terungkap.
Akhir tahun 2004
desa Logandu menjadi desa dampingan salah satu
INGO yang ada di Kebumen,
yakni Plan Internasional Program Unit Kebumen, menjadi sebuah
pengharapan dan semangat baru untuk terwujudnya kondisi masyarakat Desa Logandu lebih baik. Mardiadi
bersyukur termasuk salah satu yang mendapat kepercayaan dari desa untuk menjadi
voulenteer
(sukarelawan desa). Selain itu, Mardiadi
juga menjadi salah satu keluarga binaan Plan Internasional melalui anaknya SC
atas nama MAHFUDZ M. SIDIQ, No SC 5541, SP
Dr Miles – Aus- 164044.
Pada awalnya
beberapa kegiatan lebih fokus pada profil lembaga Plan itu sendiri, mulai dari
apa itu Plan, visi dan misi, prinsip kerja dan komitmen Plan dalam melakukan
pemberdayaan masyarakat yang berpusat pada anak dll. Bergabung dengan Plan banyak hal baru
didapatkan terkait dengan pemberdayaan masyarakat. Berbagai pelatihan yang difasilitasi Plan
semakin menambah pengalaman, wawasan dan memotivasi untuk meningkatkan kapasitas
Mardiadi sebagai modal dalam membangun
kepedulian terhadap sesama khususnya di desa Logandu dan Kabupaten Kebumen
umumnya.
Kata Mardiadi
: Ada satu hal yang selalu teringat sampai sekarang saat pertama mengikuti
pelatihan, sebuah filosofi dan petuah dari Bp. Amrullah saat itu. Beliau
berkata “saudara bisa berangkat kesini berarti saudara mendapatkan kepercayaan
dari tokoh masyarakat bahkan dari masyarakatnya. Untuk mendapatkan kepercayaan
itu sangat sulit dan sangat mahal harganya, dan jauh lebih mahal dan sulit lagi
menjaga kepercayaan itu”. Sebuah petuah yang “menantang” sekaligus
memotivasi diri untuk bisa mewujudkan apa yang diamanahkan masyarakat.
Seringnya mengikuti
pelatihan, diskusi dan jejaring
memotivasinya untuk belajar dan belajar meraih ke jenjang lebih lanjut, bahwa pendidikan itu sangat penting maka pada
tahun 2006, Mardiadi melanjutkan pendidikan non formal / kejar
paket C setara dengan SMA. Seiring dengan berjalanya waktu proses kapasitasi terus berjalan setelah
selesai atau lulus mengikuti kejar paket C,
Mardiadi meskipun sudah berumur
32 tidak malu untuk melanjutkan kuliah
di STAINU Kebumen pada tahun 2008. Beliau sangat menyadari bahwa Plan telah
banyak merubah diri Mardiadi, Pola pikir,
komitmen dalam pemberdayaan masyarakat yang berpusat pada anak.
Pengabdian dan
Komitmen Mardiadi menjadi sosok volunteer atau relawan di Desa Logandu tidak
dipertanyakan lagi di buktikan dalam
kegiatan kegiatan masyarakat dan kelembagaan masyarakat, beliau mengabdikan tenaga, pikiran, pengetahuan dan keahliannya,
bahkan material bagi Desa Logandu. Kapasitasi
terus dilakukan baik secara formal maupun non formal dalam Pengembangan
masyarakat sipil, menurutnya bahwa dengan memahami aturanlah masyarakat akan
memahami hak haknya dan kewajibannya sebagai warga negara.
Selain itu juga
dalam melakukan pembinaan hal keimanan warga Desa Logandu Mardiadi juga dikenal sebagai Ustadz. Karena
itulah Mardiadi begitu dekat dan disegani di dalam kehidupan
masyarakat desa Logandu tidak hanya orang tua bahkan dengan anak anakpun beliau
child friendly terbukti anak anak sangat akrab sampai anak anak memangil Babeh.
Banyak hal yang
sudah dirintis dan diinisiasi program yang dilakukan diantaranya yakni :
Ketika mejadi
dampingan Plan, aktif dalam KPD Kader Pembangunan Desa
Logandu adalah sekelompok relawan yang fokus menjembatani Komunikasi antara SP
dengan warga dampingan dan pemerintah desa yang bekerja sama dengan Plan
sebagai kewajiban dan tanggung jawab sebagai KPD. Dan beliau sebagai
koordinator desa.
Tahun
2006-2010 memfasilitasi pengurusan akte kelahiran secara masal
bekerjasama dengan pemerintah desa dengan sosialisasi dan menjembatani
kepengurusanya dengan koordinasi dengan instansi terkait Dispendukcapil,
Kecamatan setempat, yakni
a. Pemerintah desa, supaya
memberikan pelayanan yang mudah dan
menggratiskan dalam pengurusan persyaratan dasar (Surat pengantar, dan
rekomendasi).
b. Melakukan advokasi ke Camat
Karanggayam, supaya memberikan kemudahan dan memberikan pelayanan prima.
Tahun 2007
merintis
berdirinya KPAD Komunitas Pemerhati Anak Desa yang di dalamnya terdiri dari
multi stake holder desa sekaligus sebagai media perjuangan mewujudkan
kepedulian terhadap pemenuhan hak-hak anak seperti yang diamanatkan dalam
Konvensi Hak Anak dan Undang-Undang Nomor 23 tahun 2002 tentang Perlindungan
Anak sampai sekarang masih aktif. Bahkan sudah mendapatkan SK ( Surat Keputusan Kepala Desa ) NOMOR 02 / I / KEP / 2011 dengan nama “ KPAD
CHILD AL HABIB “ sebagai wujud tanggung
jawab pemerintah desa untuk memberikan legalitas KPAD dalam menjalankan tugas
dan kewajibanya dalam rangka upaya
pemenuhan hak hak anak di Desa
Logandu.
Pada tahun yang
sama Mardiadi melalui KPAD, mulai melakukan pembenahan di kelompok /
organisasi anak meski sudah berjalan.
Dan oleh anak anak menamakan kelompoknya
“ CHILD AL HABIB “ menurut mereka artinya adalah Anak yang baik. Sebagai tauladan dan kesungguhan komitmen Mardiadi tidak hanya tenaga dan
pikiran serta pengetahuanya untuk anak anak tetapi juga mewakafkan tanahnya
untuk membangun “ Sanggar Anak Child Al Habib “ dalam melakukan
kegiatan. Dan atas lobbinya Organisasi
anak mendapatkan SK Surat Keputusan Kepala Desa
NOMOR 03 / I / KEP / 2011 dengan
nama “ KA CHILD AL HABIB “ SK pada
tahun 2011 tetapi secara defacto mendapatkan alokasi dana dari ADD ( Alokasi Dana Desa ) sejak tahun
2008.
Di mana dalam
salah satu program kelompok anak yaitu Majalah anak “ D’Star “ Mardiadi menjadi kolumnis di
rubrik PEBE atau Pesan Babeh, menjadi
tempat memberikan pembinaan rohani dan karakter anak sekaligus tempat curhat
anak anak mencari solusi seputar permasalahan remaja baik melalui majalah
maupun SMS. Maka anak anak dengan panggilan akrabnya di panggil BABEH Mar……
Organisasi anak
di dalamnya juga membentuk PIK – KRR ( Pusat Informasi dan Komunikasi
Kesehatan Reproduksi Remaja ) include dalam organisasi anak sudah
mendapatkan SK Kepala Desa dan
mendapatkan alokasi dan pemerintah kabupaten dari BPPKB ( Badan Pemberdayaan
Perempuan dan Keluarga Berencana ). PIK – KRR Child Al Habib mendapat juara 1 (pertama)
di tingkat Kabupaten Kebumen dan menjadi wakil di tingkat propinsi Jawa Tengah
maju lomba PIK – KRR dan mendapatkan juara harapan 2.
Sebagai dukungan
secara riil dalam upaya pemenuhan pelayanan prima Pemerintah Desa desa Logandu menuju Tata kelola pemerintahan yang
baik, Akuntabel, Transparan , dan
Partisipatif menjadi indikator pemerintahan yang demokratis, Mardiadi juga
memfasilitasi perangkat desa untuk meningkatkan kapasitas dan pengetahuanya
dalam menjalankan tugas keseharianya. Dalam MUSRENBANGDES RPJMDES 2011 – 2015
melalui Buku panduan P2DP Perencanaan Pembangunan Desa Partisipatif berpihak pada Anak,
Perempuan, dan warga Miskin memfasilitasi Tim POKJA dalam melakukan tahapan
Musrenbangdes , Musyawarah di tiap dusun, Musyawarah kelompok anak secara
sektoral sebagai langkah riil mengakomodir suara anak untuk terlibat dalam
proses pembangunan desa Logandu.
Bahkan secara sukarela membantu desa yang lain ketika dibutuhkan.
Aktif di LMDH
Lembaga Masyarakat dan Hutan di bawah naungan PERHUTANI dengan tujuan karena
masyarakat desa Logandu di tengah hutan milik perhutani dengan harapan
masyarakat dapat manfaat yang saling menguntungkan dengan pihak perhutani dan
dapat menginisisasi program LMDH meanstriming child right. Komitmen dan
kesungguhan beliau melalui program programnya LMDH RIMBA SEJAHTERA menjadi
pilot proyek di karesidenan Kedu dan
Banyumas dan pada saat lomba ASAH TERAMPIL DAN SARESEHAN UDARA di Purwakerta LMDH Rimba Sejahtera di tingkat
Karesidenan Kedu Banyumas, Mardiadi dan bersama 2 Vollunteer yang lain
mendapatkan Juara 1 pertama.
Mardiadi juga bergabung dengan NGO lokal
di Kebumen FORMASI ( Forum Masyarakat Sipil ) lembaga swadaya masyarakat yang
sangat penting keberadaanya dalam proses perubahan di Kabupaten Kebumen bahkan
sudah level nasional. Mardiadi mendapatkan kepercayaan dari LSM Formasi untuk memfasilitasi SKPD terkait,
tentang Tatakelola pemerintahan yang baik
di JAILOLO, HALMAHERA BARAT.
Sedikit
cerita tentang kerelawanan dari lereng Gunung Menyan, Karanggayam, Kabupaten
Kebumen dari sosok manusia yang bernama Mardiadi Tidak tanpa dasar jika saya katakan para
relawan adalah orang-orang hebat, dari kualitas, konsistensi, dan komitmen dalam
perjalanan selanjutnya ……………..
Dan waktu terus berjalan seiring proses perubahan
yang slalu kita lakukan. “khoirunnas
anfa’uhum linnas” “sebaik-baiknya manusia adalah yang bisa bermanfaat
bagi sesama”, itulah prinsip hidup yang tertanam pada diri pada Mardiadi dan
ditanamkan pada anak-anak.
Saya
ingin katakan dengan sepenuh hati bahwa dia adalah orang hebat dan juga dukungan
keluarga yang luarbiasa. Sungguh beruntung jika di negara ini banyak bermunculan
orang-orang yang dengan kepeduliannya mau ikut pro aktif dalam pembangunan
sumber daya manusia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar